Rabu, 25 Januari 2017

Sejarah Federasi GSBM



 
Sebelum reformasi 1998 telah ada kelompok-kelompok diskusi  di beberapa perusahaan di wilayah Jakarta, Bogor dan Bekasi yang didampingi oleh LPBH-FAS (Lembaga Penyadaran dan Bantuan Hukum Forum Adil Sejahtera). Kelompok diskusi ini cukup aktif sebagai wadah buruh di perusahaan yang bersangkutan untuk bertukar pikiran dan mempelajari hal-hal perburuhan lainnya. Setelah reformasi, dengan berakhirnya monopoli SPSI, beberapa buruh dari kelompok-kelompok diskusi yang ada mendesak agar organisasi mereka yang selama ini merupakan organisasi tidak formal di arahkan menuju bentuk organisasi formal Serikat Buruh tingkat perusahaan. Ketiga wilayah itu sepakat untuk memakai nama Serikat Buruh Mandiri dengan menyisipkan jenis sektornya di dalam nama tersebut.

Serikat buruh yang pertama dibentuk adalah Serikat Buruh Garmen Mandiri (SBGM) PT. Billion Kniting Factory. Setelah itu secara bertahap buruh-buruh dari kelompok diskusi tersebut melakukan hal serupa dengan membentuk Serikat Buruh Mandiri  di perusahaan masing-masing. Hingga tahun 2000 telah terbentuk 10 (sepuluh) Serikat Buruh Mandiri terdiri atas 5 SBM disektor Garmen, 3 SBM disektor jasa, 1 SBM disektor Logam, dan 1 SBM disektor makanan. Kesepuluh SBM itu adalah :
1.  SBGM-PT. Billion Kniting Factory
2.  SBGM-PT. Arota Mas Tekstile Industries
3.  SBGM-PT. Sangra Ratu Gemilang
4.  SBGM-PT. Simran Jaya
5.  SBGM-PT. Biginusindo Permai
6.  SBJM-PT. Bina Bangun Sejati
7.  SBJM-PT. Sangra Ratu Indonesia
8.  SBJM-PT. Queen Taxi
9.  SBLM-PT. Indo Citra Baruna Makmur
10.  SBMM-PT. Jevisavin Kurnia Food
Kesepuluh SBM tersebut tetap saling berhubungan satu sama lain, sehingga akhirnya muncul gagasan untuk membentuk satu organisasi payung yang berbentuk Federasi. Ide ini munccul karena SBM merasa dirinya hanya berkutat ditingkat perusahaan, sehingga dalam beberapa hal perburuhan lainnya diluar jangkauan mereka, hal tersebut hanya dapat dilakukan melalui federasi. Ide tersebut lahir dalam sebuah acara Diklat Serikat Buruh di Cipanas pada tanggal 24 Oktober 1999 yang diselenggarakan oleh LPBH-FAS yang dihadiri oleh para pengurus 10 SBM sebagai pesertanya.

          Kemudian dibentuk sebuah tim yang berasal dari 10 SBM dan LPBH-FAS diberi nama Tim Sebelas, yang anggotanya antara lain : Aam Armilah, Nining Elitos, Widodo, Engkos Kosasih, Ahmad Zen, Amran Simanjuntak, Musriyanto, Yustinus, Oyi Bukhori, Baharudin, Amor Tampubolon, Sattu Pali, Tumpal Sihite, Pelikson Silitonga, Pardomuan Simanjuntak, dan Nikson Gans Lalu. Selanjutnya Tim Sebelas bertugas menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan guna terwujudnya federasi, diantaranya : Draft Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, Draft Struktur dan uraian tugas pengurus, Draft pokok-pokok program kerja, serta mempersiapkan pelaksanaan Kongres 1. Hasil kerja Tim Sebelas terwujud dengan terselenggaranya Kongres 1 GSBM pada tanggal 5-7 Mei 2000 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar